Mengenai Saya

Foto saya
sumaterabarat, Indonesia
Perawat diruangan Neurologi rumah sakit stroke nasional bukittinggi dan sebagai dosen tetap di salah satu Prodi Keperawatan di salah satu Stikes di bukittinggi

Selasa, 24 Mei 2011

Acne vulgaris


Acne vulgaris

Definisi
Jerawat (acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Daerah yang mudah terkena jerawat ialah di muka, dada, punggung dan tubuh bagian atas lengan. Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.

Jerawat digolongkan ringan bila bentuknya masih komedo dengan jumlah lesi kurang dari 30. Apabila jumlah lesi berkisar antara 30-125 maka dinamakan jerawat sedang (papule). Jerawat besar yang disebut nodul atau kista timbul bila lesi di atas 125. Selain itu, dibawah ini juga termasuk dalam perbedaan jenis jerawat :
☺ Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne) : Jerawat jenis ini menyerang sekitar 20% bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.
☺ Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 3 – 6 bulan juga ditumbuhi jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.
☺ Jerawat vulgaris (Acne vulgaris) : Jerawat jenis ini adalah yang paling umum terjadi pada remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa, sekitar 12 – 24 tahun.
☺ Jerawat conglobata (cystic acne) : Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria muda, tergolong serius tapi jarang terjadi.
Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun.
Selain menimbulkan bekas jerawat, efek utamanya adalah pada jiwa seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi. Komponen konsep diri yang sering terganggu pada remaja dengan munculnya jerawat yaitu gambaran diri (body image) dan harga diri, dimana pada masa remaja fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan lain. Bentuk tubuh merupakan bagian dari gambaran diri, pada remaja yang berjerawat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh dari remaja tersebut yang akan berdampak pada interaksi atau hubungan sosial dilingkungan, dimana remaja menjadi minder dan merasa tidak percaya diri yang akan mengakibatkan rendahnya harga diri. Tetapi tidak semua remaja yang berjerawat dapat mengalami gangguan konsep diri, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pekerjaan, pengetahuan/ informasi yang didapat dari media.

Etiologi
Jerawat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor internal
Seperti stress atau tekanan kejiwaan, adanya iritasi kulit, kelenjer minyak yang diproduksi terlalu berlebih, dan lain-lain.

2. Faktor makanan
o Tumbuhan kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.
o Produk ayam. Sebagian orang mengatakan bahwa mengkonsumsi daging dan telur ayam dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
o Makanan pedas. Banyak orang yang mengatakan bahwa makanan pedas dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
o Pil KB dan obat-obatan lain yang dapat menimbulkan efek samping berjerawat.
o Makanan berlemak tinggi.
o Makanan yang mengandung kadar garam tinggi. Para ahli telah mengadakan penelitian mengenai hal ini, yaitu dengan cara memberikan makanan berkadar garam rendah kepada penderita jerawat. Setelah dua minggu, jerawat di kulit pasien tersebut berangsur-angsur sembuh. Dalam dua bulan berikutnya kulit pasien tersebut kembali pulih seperti semula. Yang termasuk makanan berkadar yodium tinggi contohnya adalah sea food.
o Susu. Setelah melakukan penelitian, sebagian pakar mengatakan bahwa mereka yang mengkonsumsi tiga gelas susu atau lebih dalam sehari memiliki kecenderungan terkena jerawat 22% lebih tinggi daripada mereka yang hanya mengkonsumsi satu gelas susu atau tidak sama sekali perharinya.
o Makanan lain yang mengandung kadar kalori tinggi. Para ahli mengatakan bahwa pembatasan kalori dapat membantu mempercepat sembuhnya jerawat.

3. Faktor ekternal
o Faktor genetik keturunan dari orangtua.
o Debu dan kotoran lain yang dapat mendatangkan bakteri penyebab timbulnya jerawat.
o Berada di dalam lingkungan dengan kandungan klorin tinggi. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat yang serius.
o Pemakaian kosmetik yang tidak cocok

Manifestasi klinis
Erupsi kulit berupa komedo,papul,pustul,nodul,atau kista dapat disertai gatal

Patofisiologi
Asam lemak bebas yang terbentukdari trigliserin dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluranpilosebasea serta reaksi radang disekitarnya(disebut komedo genik) .Perubahan pola keratinisasi folikel,produksi sebum yang berlebihan dan peningkatan flora folikel juga berkaitan dengan patogenesis penyakit

Komplikasi
1 pembentukan sikatrik (jaringan parut)
2 Infeksi yang disebabkan oleh suatu infeksi jamur


Penatalaksanaan
1.Pencegahan
-Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan jasat  renik yang memiliki peran etiopatogenesis acne vulgaris.
-Menghindari terjadinta faktor pemicu terjadinya akne
2.Pengobatan
Secara umum, ada dua hal yang perlu dilakukan dalam menghilangkan jerawat. Hal pertama adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab jerawat, kemudian berusaha menghindari hal yang menjadi penyebab jerawat tersebut. Hal kedua adalah melakukan pengobatan terhadap jerawat yang telah muncul. Dengan mengetahui apa yang menjadi penyebab jerawat pada diri seseorang, maka seseorang tersebut dapat menentukan dengan benar solusi apa yang perlu dilakukannya.
Kedua hal tersebut perlu dilakukan agar jerawat dapat sembuh dengan sempurna. Jika seseorang hanya mencoba mengobatinya saja, tanpa berusaha menjauhi hal-hal yang menjadi penyebabnya, maka bukan tidak mungkin jerawat dapat muncul kembali di hari yang lain. Dan jika seseorang salah mendeteksi apa yang menjadi penyebab jerawat pada dirinya, maka orang tersebut dapat mengambil solusi yang salah dalam menangani masalah jerawatnya

Prognosis
Baik,tetapi sering residif pada sebagian pasien






Asuhan keperawatan Acne vulgaris
1.Pengkajian
Pengkajian meliputi:identitas klien,riwayat kesehatan,pemeriksaan fisik
2.Diagnosa Keperawatan
  1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne.
  2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
  3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik.
  4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
  5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu dan perawatan akne.
3.Intervensi
1.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne.
  • Dorong klien untuk menyatakan perasaan tentang penyakitnya pertahankan pendekatan positif, hindari ekspresi menghina atau reaksi berubah mendadak.
  • Bersikap realitis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan kesehatan.
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
  • Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
  • Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik.
  • pada klien bahwa pengobatan biasanya memerlukan waktu 4-6 minggu atau lebih.
  • Dorong klien untuk menghindari semua bentuk friksi (menggaruk, mengutik –ngutik dengan tangan, dll) anjurkan klien untuk menghindari krim kulit apap
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
  • Tekankan klien untuk tidak memijat jerawat atau mengotak-ngatiknya.
  • Pertahankan personal hygiene, terutama pada area tangan
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu dan perawatan akne.
  • Tekankan pada klien bahwa masalah yang dihadapinya tidak berhubungan dengan ketidakbersihan, kesalahan makan, aktivitas seksual, ataupun kesalahan konsep lainnya yang sering dijumpai.
  • Informasikan mengenai obat-obat oral serta topical beserta efek sampingnya yang potensial.