Mengenai Saya

Foto saya
sumaterabarat, Indonesia
Perawat diruangan Neurologi rumah sakit stroke nasional bukittinggi dan sebagai dosen tetap di salah satu Prodi Keperawatan di salah satu Stikes di bukittinggi

Rabu, 26 Januari 2011

Asuhan keperawatan Ca.Mammae

BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1   KONSEP DASAR
1.1.1 DEFENISI
Ca.Mamae adalah suatu neoplasma ganas yaitu pertumbuhan jaringan payudara secara abnormal dan progresif ,tumbuh infiltrative dan destruktif serta dapat bermestastase ,keluhan biasanya tidak ditemukan pada stadium dini bentuk tidak teratur ,batas tidak tegas ,permukaan tidak rata dan konsistensi padat,keras (Ramli, 1995)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel–sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Tumor Mamae adalah benjolan pada payudara bila tidak cepat dideteksi benjolan tersebut dapat semakin membesar dan dapat menyebar ke organ lain (Hariwijaya Sutanto ,2007 hal 165).




1.1.2 Anatomi dan Fisiologi
1.1.2.1 Anatomi
Payudara wanita disebut juga dengan gladula (kelenjar)  mamaria merupakan alat reproduksi tambahan, secara fisiolagis anatomi payudara terdiri dari areola mamae, papilla mamae (putting susu), alveolusi, duktus laktiferus, ampula ( sinus laktiferus).Payudara terletak antara costa dua dan costa enam. Masing–masing payudara berbentuk tonjolan ½ bola dan mempunyai ekor (cauda) dan jaringan meluas ke aksila yang disebut cauda axilaris .(Sylvia Veraris :1997).
1.      Papila mammae
2.      Areola mammae
3.      Carpus mammae
4.      Inter costa
5.      Calvicula
6.      Lemak
7.      Iga
8.      Lobus
9.      Duktus lactiferus
 
3
 

 
Anatomi
 





1.1.2.2 Fisiologi
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu. Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormone yaitu:
1.       Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas ,masa fertilisaai sampaike klimakterium dan menopause.
2.       Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi .Sekitar hari ke delapan menstruasi berikutnya akan terjadi pembesaran maksimal ,selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara akan menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik dan palpasi tidak mungkin dilakukan.
3.       Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui .Pada kehamilan payudara menjadi besar karena apitel duktus lobus dan duktus alveolus berpoliferasi dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi sinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke putting susu.
(Samsu Hidayat, 1997)
1.1.3 Etiologi
Beberapa resiko diduga berhubungan dengan kejadian tumor mamae antara lain:
1.1.3.1    Usia >30 tahun
1.1.3.2    Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
1.1.3.3    Tidak pernah kawin atau belum pernah hamil
1.1.3.4    Usia pertama kali haid <12 tahun
1.1.3.5    Usia menopause (berhenti haid)>55 tahun
1.1.3.6    Pernah mengalami infeksi ,trauma atau operasi tumor jinak mamae
1.1.3.7    Mendapatkan terapi hormonal yang lama
1.1.3.8    Mempunyai kanker mamae pada sisi yang lain
1.1.3.9    Pernah mejalani operasi pada organ reproduksi misalnya tumor pada kandung telur
1.1.3.10 Pernah mengalami radiasi di daerah dada
1.1.3.11 Ada riwayat keluarga dengan tumor mamae misalnya pada ibu,saudara perempuan ibu ,saudara perempuan bapak.
1.1.3.12 Memakai pil KB pada penderita tumor jinak.
1.1.3.13  Obesitas
1.1.3.14  Stress hebat
1.1.3.15  Alkohol, merokok
1.1.3.16 Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama
1.1.3.17 Trauma pada payudara
( mansjoer, 2000)
1.1.4    Tanda dan Gejala
1.1.4.1  Adany benjolan yang berbatas tegas
1.1.4.2 Perubahan besar atau contour mamae atau perubahan kedudukan putting:penarikan (retraksi )kulit atau putting.
1.1.4.3     Perasaan berat atau rasa nyeri.
1.1.4.4    Adanya cairan yang keluar dari puting payudara.
1.1.4.5    Epilepsi ataksis dan parises
1.1.4.6    Teraba pemeriksaan kelenjar di tempat lain seperti di ketiak.
1.1.4.7    Edema dengan peau d’orange ( keriput seperti kulit jeruk)
1.1.4.8    Pengelupasan papilla mamae
1.1.4.9    Kerusakan dan retraksi pada daerah putting
1.1.5 Patofisiologi
Penyebab dari Ca mamae belum diketahui secara pasti, tetapi penyebab-penyebab lain yang mungkin dapat menyebabkan Ca mamae diantaranya; usia >30  tahun, meahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun, tidak pernah kawin atau belum pernah hamil, usia pertama kali haid <12 tahun, Usia menopause ( berhenti haid ) > 55 tahun, pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak mamae, mendapatkan terapi hormonal yang lama, mempunyai kaknker mamae pada sisi yang lain, pernah menjalani  operasi pada organ reproduksi misalnya tumor pada kandung telur, pernah mengalami radiasi didaerah dada, ada riwayat keluarga dengan tumor mamae misalnya pada ibu, saudara perempuan ibu, saudar perempuan bapak, memakai pil KB pada penderita tumor jinak.Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan sel abnormal pada kelenjar payudara sehingga menimbulkan benjolan dipayudara ( hiperplasia sel-sel), kemudian dari benjolan dipayudara keluar cairan dari putting mamae yang dapat menimbulkan resiko infeksi. Lama-kelamaan  benjolan bertambah besar dan terjadi penekanan masa tumor yang menimbulkan nyeri. Proliferasi yang tidak terkendali mengganggu funsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya sehingga terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Kemudian transformasi melegna ( kelompok sel ganas diantara sel normal ) akan mengakibatkan terjadinya Ca mamae.
 Apabila invasi tumor ganas mencapai pembuluh darah ,akan terjadi emboli sel tumor ganas ,sehingga akan memungkinkan penyebaran limfogen atau hematogen baik regional atau metastasis jauh.
1.1.6 Stadium kanker payudara
Perjalanan penyakit lebih lanjut secara klinis dinyatakan secara klinis T.N.M. staging (penentuan stadium kanker).Penentuan atadium kanker penting sebagai panduan pengobatan ,follow – up dan menentukan prognosis.Staging kanker payudara (amerikan joint committee on cancer):
1.1.6.1 Stadium 0: kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal
1.1.6.2  Stadium 1:tumor dengan garis tengah kurang dari 2cm dan belum menyebar ke luar payudra.
1.1.6.3 Stadium IIA:tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
1.1.6.4 Stadium IIB :Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
1.1.6.5 Stadium IIIA:tumor dengan garis tengah kurang dari 5 c dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengkapan ke struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
1.1.6.6 Stadium IIIB :tumor telah menyusup keluar payudara ,yaitu kedalam kilit payudara atau kedinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada.
1.1.6.7 Stadium IV:tumor telah menyebar ke luar daerah payudara dan dinding dada,misalnya ke hati,tulang atau paru-paru.
1.1.7  Klasifikasi kanker payudara
1. Tanda primer (T)
a. Tx: Tumor primer tidak dapat ditemukan
b. To: Tidak terbukti adanya tumor primer
c.  Tis: Kanker in situ,paget  pada papilla tanpa teraba tumor
d. T1: Tumor< 2 cm
T1a:Tumor < 0,5 cm
T1b: Tumor 0,5 cm- 1  cm
T1 c: Tumor 1-2 cm
e. T2: Tumor 2-5 cm
f.  T3: Tumor diatas 5 cm
g. T4 : Tumor tanpa memandang  ukuran,penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit
T4 a  : Melekat pada dinding dada
T4 b : Edema kulit,ulkus,peau d’orange,
T4 c :T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
2. Nodus Limfe regional (N)
a. Nx: Pembesaran kelenjar regional tidak ditentukan
b. N0; Tidak teraba kelenjar axila
c. N1: Teraba pembesaran kelenjar axila homolater yang tidak melekat
d. N2: Teraba pembesaran kelenjar axila homolater yang melekat satu sama lain atau meleka pada jaringan sekitarnya.
e. N3; Terdapat kelenjar mamaria interna homolater
3. Metastas jauh (M)
a. Mx: Metastase jauh tidak dapat ditemukan
b. M0: Tidak ada metastase jauh
c.M1: Terdapat metastase jauh ,termasuk kelenjar subklavikula











usia >30  tahun, meahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun, tidak pernah kawin atau belum pernah hamil, usia pertama kali haid <12 tahun, Usia menopause ( berhenti haid ) > 55 tahun, pernah mengalami radiasi didaerah dada, ada riwayat keluarga dengan tumor mamae misalnya pada ibu, saudara perempuan ibu, saudar perempuan bapak, memakai pil KB pada penderita tumor jinak

 
WOC (Web Of Caution)



 

                                                                       
Merangsang pembelahan sel Abnormal




















(Sumber : Tamboyan ,jan.2000 .Patofisiologi Untuk Keperawatan .Jakarta : EGC)
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1.1.7.1 mammagrafi yaitu pemeriksaa yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker
1.1.7.2 Ultrasonografi biasanya digunakan untuk membedakan tumor dengan kista
1.1.7.3 CT.Scan  digunakan untuk diagnosis metastase carcinoma payudara dan evaluasi respon  pada respon pengobatan
1.1.7.4 Biopsi digunakan untuk diagnosis banding dan menggambarakan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya
1.1.7.5 Tes kimia skrining:mis, eletrolit 9 natrium, kalium,kalsium),tes ginjal ( BUN/ Cr), tes hepar ( bilirubin, AST/ SGOT alkalin fosfat, LDH) dan trombosit;dapat menunjukkan anemia, perubahan pada SDM dan SDP: trombosit berkurang atau meningkat
1.1.8 Penatalaksanaan
1.1.8.1 Penatalaksanaan Keperawatan
1.       Dukungan adaptasi dan kemandirian
2.       Meningkatkan kenyamanan
3.       Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
4.       Mencegah komplikasi
5.       Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
1.1.8.2. Penatalaksanaan Medis
1.       Pembedahan
2.       Non Pembedahan
a.       Penyinaran : pada payudara dan kelenjar limfe regional, pada metastase tulang,metastase kelenjar limfe aksila.
b.       Kemotherapy: adjuvant sistemik setelah mastectomy, paliatif pada penyakit yang lanjut.
c.       Terapy hormone dan endokin ; kanker yang telah menyebar memakai estrogen, androgen,coferektomy adrenalektomy hipofisektomi
1.1.9 Komplikasi
1.1.9.1 metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
1.1.9.2. gangguan neuro varkuler
1.1.9.3 Faktor patologi
1.1.9.4 Fibrosis payudara
1.1.9.5 kematian
1.1.10 Cara pencegahan
Langkah penting yang dapat dilakukan setiap perempuan untuk menurunkan resiko kematian akibat adanya kanker payudara adalah dengan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mammografi regular sejak usia 40 tahun. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada7-10 hari setelah haid selesai karena pada saat itu payudara terasa lunak. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin dalah untuk merasakan  dan mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.cara pemeriksaan payudara dengan teknik SADARI yaitu:
a.       Berdiri di depan cermin sambil kedua tangan diletakkan di sisi tubuh, angkat kedua lengan dan amati dengan seksama kulit dipayudara apakah ada kerutan, lekukan,
b.       perubahan ukuran  atau bentuk. Amati juga apakah ada perubahan bentuk simetris pada kedua payudara. Amati juga apakah putting susu masuk kedalam atau ada cairan aneh yang keluar dari putting. Letakkan kedua tangan disamping pinggul lalu amati payudara. Setelah itu letakkan kedua tangan dibelakang kepala dan lakukan hal serupa.
c.       Lakukan Pemeriksaan kedua payudara sambil yang serupa pada saat berbaring. Letakkan satu tangan yang satu melakukan gerakan pijitan memutar searah jarum jam didaerah jaringan payudara, putting, dan jaringan dibawah ketiak. Ulangi cara ini pada payudara yang sebelah
d.       Periksa apakah ada benjolan yang tidak lenyap atau tidak berubah. Benjolan yang abnormal bisa muncul tiba-tiba dan menetap. Benjolan ini berbeda-beda bentuk dan kekerasannya dan kadang terasa keras dan tepi yang tidak teratur. Kadang benjolan itu berupa penebalan jaringan tanpa batas yang jelas. Benjolan karena kanker biasanya tidak sakit.

1.2 ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
1.1.2 Pengkajian
1.2.1.1 Identitas klien
Identitas klien terdiri dari nama klien, umur,pekerjaan ,pendidikan ,alamat,tanggal masuk ,tanggal pengkajian dan identitas penanggung jawab.
1.2.1.2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Biasanya alasan  pasien di bawa ke rumah sakit adanya benjolan pada mamae ,ukuran benjolan yang semakin hari makin membesar dan keluhan nyeri ,tersa berat pada daerah tumor.
1.2.1.3 Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah yang terdapat benjolan /daerah tumor, nafsu makan menurun,badan terasa lemah dan letih.
b.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan pada klien apakah pernah mendapatkan terapi hormonal yang lama,pernah menjalani operasi pada organ reproduksi misalnya tumor pada kandung telur,pernah mengalami radiasi di daerah dada,memakai pil KB pada penderita tumor jinak serta ada riwayat keluarga dengan tumor mamae misalnya pada ibu ,saudara perempuan ibu,saudara perempuan bapak.
c.        Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien apakah ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien baik dari pihak saudara perempuan dari keluarga ibu atau dari keluarga ayah.
1.2.1.4    Pemeriksaan Fisik
a.       Tingkat kesadaran :Pada klien dengan Ca.mamae biasanya tidak mengalami gangguan tergantung pada stadium dari tumor yang diderita oleh klien.
b.       Keadaan umum:mengobservasi keadaan umum klien saat dilakukan       pengkajian
c.       Pemeriksaan Head to toe:

1.2.1.5    Dasar pengkajian pasien
a.       Aktivitas isrirahat
Gejala :Kelemahan dan keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari, adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya,nyeri, ansietas, berkeringat malam , keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan,pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan , tingkat stress tinggi.
b.       Sirkulasi
Gejala: Palpitasi,nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan:Perubahan pada TD
c.       Integritas Ego
Gejala:Faktor stres (keuangan,pekerjaan,perubahan peran)dan cara mengatasi stress(mis:merokok,minum alcohol,menunda mencari pengobatan,keyakinan religious/spiritual).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis:alopesia,lesi cacat,pembedahan.Menyangkal diagnose ,perasaan tidak berdaya ,putus asa,tidak mampu,tidak bermakna,rasa bersalah,kehilangan control,depresi.
Tanda:Menyangkal ,menarik diri ,marah.
d.       Eliminasi
Gejala:Perubahan pada pola defekasi.mis:darah pada feses,nyeri pada defekasi.Perubahan eliminasi urinarius.mis;nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,hematuria,sering berkemih.
Tanda:Perubahan pada bising usus,distensi abdomen.
e.       Makanan /Cairan
Gejala :Kebiasaan diet buruk((mis:rendah serat,tinggi lemak ,aditif,bahan pengawet)Anoreksia,mual/muntah.Intoleransi makanan.Perubahan pada berat badan:penurunan berat badan hebat,kakeksia,berkurangnya masa otot.
Tanda   :Perubahan pada kelembaban/turgor kulit ; edema.
f.        Neurosensori
Gejala :Pusing,sinkopi.
g.       Nyeri/Kenyamanan
Gejala:Tidak ada nyeri ,atau derajat bervariasi mis:ketidaknyaman ringan sampai nyeri berat(dihubungkan dengan proses penyakit).
h.       Pernapasan
Gejala   :Merokok(tembakau,mariyuana,hidup dengan seseorang yang merokok).
i.         Keamanan
     Gejala :Pemajanan pada kimia toksik,karsinogen.Pemajanan matahari lama/berlebihan .
Tanda    :Demam.Ruam kulit ,ulserasi.
j.         Seksualitas
Gejala: Masalah seksual mis:dampak pada hubungan,perubahan pada  tingkat kepuasan.Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun.Multigravida,pasangan seks multiple,aktivitas seksual dini.Herpes genital.
k.       Interaksi Seksual
Gejala:Ketidakadekuatan /kelemahan system pendukung.Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah,dukungan atau bantuan).Masalah tentang fungsi /tanggung jawab peran.
1.2.1.6    pemeriksaan laboratorium
a.       Pemeriksaan darah: HB biasanya menurun,leokosit meningka, trombosit meningkat
b.       Pemeriksaan Urine: diperiksa ureum dan kreatinin menurun atau mengalami peningkatan
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
No
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1
Berduka , antisipasi berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan funsi tubuh, penerimaan kemungkinan kematian pasien
2
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi/deksruksi jaringan saraf
3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker
4
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik
5
Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, peningkatan kebutuhan energy ( status hipermetabolik
6
Resiko infeksi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi, proses penyakit kronis
7
Gangguan integritas jaringan berhubungan   Luka pada Ca mamae ,akibat perjalanan peyakit
8
Perubahan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan Immobilisasi,penurunan masukan diet
9
Resiko tinggi perubahan proseskeluarga berhubungan dengan perubahan peran / status ekonomi
10
Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
11
Gangguan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
12
Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan payudara, perubahan anatomi tubuh
13
perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai O2 kejaringan perifer


1.2.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan kererawatan yang telah ditentukan dengan maksud agar  kebutuhan klien dapat terpenuhi scoptimal mungkin.
Setelah rencana tindakan keperawatan tersusun selanjutnya rencana diterapkan dalam bentuk tindakan nyata agar tujuan yang diharapkan tercapai.Dalam pembahasan implementasi perawatan ,perawat langsung memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan permasalahan waktu dilakukan pengkajian ,akan tetapi apabila dilegasikan kepada orang lain harus dibawah pengawasan.
Asuhan kerperawata yang diberikan merupakan variasi yang luas dan kita harus menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang unik yang berbeda satu denagn yang lainnya serta manusia merupakan bentuk yang utuh ,baik,bio,psiko,social,ekonomi,dan spiritual.
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proseskeperawatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan sejauh mana masalah dapat diatasi.Hal ini dilakukan dengan cara memberikan hasil yang dapat dengan criteria yang telah ditentukan atau diterapkan .
Ada beberapa kemungkinan yang timbul setelah di evaluasi:
Ø  Masalah klien teratasi dalam arti tujuan tercapai
Ø  Masalah klien tidak terselesaikan masalah memerlukan intervensi yang berkelanjutan
Masalah terselesaikan ,kemungkinan masalah baru sebagai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar