BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1 KONSEP DASAR
1.1.1 SECTIO CAESAREA
1.1.1.1. Pengertian
Sectio caesarea :pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus(Winknjosastro,2002)
Sectio caesare : suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi rongga dinding abdomen dan uterus (sarwono,P,2002).
Sectio caesarea : pembedahan untuk mengeluarkan anak dari rongga rahim
dengan mengiris dinding perut dan dinding rahim
(Farrer helen,1999)
Sectio caesaria :suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).
Pengertian Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanderea persalinan mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm diatas 37 minggu,sedangkan dbawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
(ida bagus,2001)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. (Waspodo, Djoko, 2006).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5.cm. Rustam Mochtar (1998)
Etiologi Ketuban pecah dini (KPD
Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimiawi yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion dan apoptosis membran janin. Terdapat keseimbangan antar sintesis dan degradasi ekstraseluler matriks. Perubahan struktur,jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Aktivitas degradasi preteolitik ini meningkat menjelang persalinan.
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Aktivitas degradasi preteolitik ini meningkat menjelang persalinan.
(arif monsjoer, dkk,1999:310).
Manifestasi klinis Ketuban pecah dini (KPD)
§ keluar ketuban warna,keruh,jernih,kuning,hijau,atau kecoklatan sedikit sedikit atau sekaligus banyak.
§ dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
§ janin sudah teraba
§ pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada,air ketuban sudah kering
§ Inspeksikula,tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tdak ada dan air ketuban sudah kering.(arif mansjoer,dkk,1999)
Pemeriksaan Penunjang
§ Pemeriksaan leukosit darah > 15000 mg/dl
§ Bila terjadi inpeksi kertas lakmas merah berubah menjadi biru
§ Amnio senteris
§ USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amion berkurang
(Arif mansjoer, 2002)
Prinsip penatalaksanaan
· pada ketuban pecah, terminasi kehamilan, batas waktu 2 x 24 jam
· Jika ada tanda infeksi intrapartum, terminasi kehamilan / persalinan batas waktu 2 jam
· jangan terlalu sering periksa dalam
· bila perlu, induksi persalinan
· observasi dan optimalisasi keadaan ibu : oksigen !!
· antibiotika spektrum luas : gentamicin iv 2 x 80 mg, ampicillin iv 4 x 1 mg, amoxicillin iv 3 x 1 mg, penicillin iv 3 x 1.2 juta IU, metronidazol drip.
· uterotonika : methergin 3 x 1 ampul drip
1.1.1.2. Tanda dan gejala post sectio caesarea
Ada beberapa hal tanda dan gejala post sectio caesarea :
§ Pusing
§ Mual muntah
§ Nyeri di sekitar luka operasi
§ Adanya luka bekas operasi
§ Peristaltik usus menurun
1.1.1.3 Anatomi fisiologi
1.1.1.4. indikasi post sectio caesarea
- Fetal distress.
- His lemah/melemah.
- janin dalam posisi sungsang atau melintang.
- Bayi besar (BBL > 4,2 kg).
- Plasenta previa.
- Kalainan letak.
- Disproporsi Cevalo-Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan
panggul
- Rupture uteri mengancam.
- Hydrocephalus
( Syaifuddin, 2002)
1.1.1.5 Komplikasi
1. Infeksi puereral, komplikasi ini bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh
selama dalam masa nifas / bersifat seperti : peritonitis, sepsis dsb
2. Pendarahan, pendarahan banyak bisatimbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka / karena antonia uteri
3. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih embolisme paru-paru
4. Kurang kuatnya perut pada dinding uterus sehingga pada kehamilan
berikutnya rupture uteri
1.1.1.6 Penatalaksanaan keperawatan
1. Kaji ulang prinsip keperawatan pasca bedah
2. Jika terdapat tanda infeksi berikan antibiotik kombinasi sampai bebas demam selama 48 jam, amfisin 2 gr dan prostaglandin
3. Berikan perawatan luka post op secara intensif
(sarwono,2005:836)
4. jika masih pendarahan lakukan message uterus berikan oksitosin 10 menit dalam 500ml cairan IV (RL) 60 gtt/i
Penatalaksanaan ibu post partum sectio caesarea (Saifudin,2002) :
a) Observasi kesadaran penderita
kesadaran penderita baik oleh ahli bedah karena ibu dapat mengetahui hampirt semua proses peralinan
b) Mengukur tanda – tanda vital
pengukuran meliputi tensi,nadi,suhu,pernafasan .keseimbangan cairan melalui produksi urine dengan perhitungan (produksi urin normal 500- 600 cc,pernapasan 500- 600 cc)pemberia cairan pengganti sekitar 2000-2500cc dengan perhitungan 20 tetes/i.
c) Diit
- pemberian sedikit minum sesudah dapat diberikan 6- 10 am pasca bedah berupa air putih
- ibu menyusui harus mengkomsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari makan dengan diit seimbang untuk mendapatka protein,mineral,vitamin yang cukup
d) Mobilisasi
- mobilisasi secara bertahap berguna untk membantu penyembuhan penderita secara psikologi
- miring ke kanan dan kiri di mulai 6 – 10 jam pasca operasi (setelah sadar)
- hari ke dua klien bisa duduk selama 5 menit dan hari berikutnya klien bisa berjalan
e) Perawatan rutin
hal ini yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran adalah tekanan darah,jumlah nadi per menit,frekuensi pernafasan permenit,jumlah cairan yang masuk dan keluar,suh badan,dan kontraksi uterus.
f) Payudara
payudara dibersihkan setiap hari sebelum mandi dengan air bersih tanpasabun untuk mengurangi resiko infeksi.apabila putting susu lecet oleskan kolestrum atau asikeluar dari putting susu setiap klai selesai menyusui.
g) Kembalinya mentruasi
menstruasi biasanya terjadi 12 minggu post partum pada wanita yang tidak menyusui dan 36 minggu post partum pada yang menyusui.
i) Keluarga berencana
masa post partum merupakan masa yang paling baik untuk kontrasepsi karena pada saat itu motifasi penggunaan lebih tinggi
1.1.1.7 Penatalaksanaan medis
- Cairan IV sesuai indikasi.
- Anestesia; regional atau general
- Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria.
- Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi.
- Pemberian oksitosin sesuai indikasi.
- Tanda vital per protokol ruangan pemulihan
- Persiapan kulit pembedahan abdomen
- Persetujuan ditandatangani.
- Pemasangan kateter foley
1.1.1.8 Pemeriksaan penunjang
1. Jumlah darah lengkap,HB dan Ht
2. Urinalisa :kultur urine darah vagina
(marylin,2001,414)
1.1.2.9 Patofisiologi
Ovum dibuahi oleh sperma,ovum yang telah dibuahi membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim,ini di sebut implamasi.setelah janin bertambah besar dalam rahim dan cukup bulan akan menuju jalan lahir.apabila seorang ibu mengalami masalah seperti KPD,CPD,usia >35 tahun,ada riwayat SC,partus lama,kelainan letak pada bayi,dan keadaan ibu yang bermasalah selama hamil,maka persalinan normal sulit untuk dilakukan,hal ini di indikasikan untuk kelahiran secara section caesarea.
1.1.1.4 WOC(web of coution)
Konsepsi setelah cukup bulan
Pre Eklamsi |
Fisik lemah |
Plasenta previa |
ibu |
MK:resiko keseimbangan cairan
MK:intoleransi aktifitas
MK:resiko infeksi MK: resiko terjadi Mk: Gangguan rasa
bendungan Asi nyaman nyeri
(rustam,1999)
1.2 ASUHAN KEPERAWATAN
1.2.1 Pengkajian
Identitas klien
1.2.1.1 Meliputi: Nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan,tanggal masuk,tanggal pengkjian,diagnose medis,no MR,serta penanggung jawab.
1.2.1.2 Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
apakah yang dirasakan klien pada saat sekarang
b. Riwayat kesehatan dahulu
apakah sebelumnya klien pernah mengalami penykit yang sama tau penyakit turunan dan menular
c. Riwayat kesehatan keuarga
adanya penyakit turunan yang menjadi factor (pencetus) dan dikaji adanya kelahiran kembar
d. Riwayat mentruasi,kehamilan,dan persalinan
saat mentruasi biasanya klien tidak ada kesulitan.
Selama hamil klien mengalami mual muntah,klien juga mengeluh pusing saat hamil jenis persalinan SC,keadaan anak,BB,BP,apgar score dan pendarahan.
e. Riwayat nifas
lochea,kontraksi uterus,Tfu,pendarahan
1.2.1.3 Pemeriksaan fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis
1. Kepala
Hygiene rambut, keadaan rambut
2. Mata
Sklera : ikterik / tidak
Konjungtiva : anemis / tidak
Mata : simetris / tidak
3. Leher
Apakah ada pembengkakan kelenjer tyroid, tekanan vena jugolaris
4. Dada
Pernafasan : jenis pernafasan, bunyi nafas, penarikan sela iga, asi keluar atau tidak, putting susu menonjol, aerola menghitam, terdapat lesi / tidak
5. Abdomen
Nyeri tekan pada abdomen, teraba masa pada abdomen, kontraksi uterus, dan tinggi pundus uteri
6. Ekstremitas
Nyeri panggul saat beraktifitas, ada atau tidak adanya kelemahan
1.2.2 kemungkinan diagnosa yang muncul
1.2.2.1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
(Marlylin E Doengoes,2001)
1.2.2.2 Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit rusak
(Marlylin E Doengoes,2001)
1.2.2.3 Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek- efek anastesi
(Marlylin E Doengoes,2001)
1.2.2.4 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah akibat efek anastesi
(Marlylin E Doengoes,2000)
1.2.2.5 Gangguan pemenuhan aktifitas berhubungan dengan nyeri luka operasi
(Linda jual, 2000:116)
1.2.3 Renacana tindakan
No. | Diagnosa Keperawatan | Intervensi |
1 2. 3. | Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan trauma trauma pembedahan Tujuan : nyeri berkurang dalam 2 x 24 jam dan rasa nyaman terpenuhi Kriteria hasil: klien dapat beradaptasi dengan nyerinya Resiko tinggi infeksi berhubugan dengan trauma jaringan/kulit rusak Tujuan : infeksi tidak terjadi Kriteria hasil: - tidak ada tanda infeksi - tidak terjadi peningkatan suhu Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek- efek anastesi Tujuan : pengungkapan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam tingkat yang diinginkan Kriteri hasil : klien di harapkan mampu melakukan perawatan diri | 1.tingkatan nyeri dan instensitasnya Rasional : dengan mengkaji dapat diperoleh data yang berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya 2.alihkan perhatian klien terhadap objek lainnya Rasional :dengan membagi konsentrasi akan mengurangi perhatian klien terhadap nyeri yang dirasakan 3.anjurkan klien melakukan tehnik relaksasi Rasional : dapat membantu dalam mengurangi ansetas dan ketegangan dan serta meningktkan kenyaman 4.berikan analgetik yang diresepkan dokter Rasional : untuk mengatasi nyeri 1.Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat dan rembesan Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran caesarea membantu melindungi luka dari cidera atau kontaminasi 2.kaji suhu nadi,pernapasan,sel darah putih Rasional : demam setelah pasca operasi hari ke 3,leukositosis dan takikardia menunjukan infeksi 4.berikan antibiotic khusus untuk proses infeksi yang terindentifikasi Rasional : perlu untuk mematikan organisme 1.pastikan berat/durasi ketidak nyamanan/adanya skit kepala pasca spinal Rasional : nyeri berat mempengaruhi respon emosi dan perilaku sehingga klien mungkin tidak mampu bervokus pada aktifitas perawatan diri sampai kenyamanan terpenuhi. 2.kaji status psikologis klien Rasional : pengalaman nyeri fisik disertai dengan nyeri mental yang mempengaruhi keinginan klien 3.berikan agens analgesic 3-4 jam sesuai kebutuhan Rasional : menurunkan ketidak nyamanan yang dapat mempengaruhi untuk melaksanakan perawatan diri |
1.2.4 Implementasi
Setelah rencana tidakan disusun maka selanjutnya adalah pengolahan data dan kemudian pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan dan criteria hasil yang di harapkan masing-masing diagnosa
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam asuhan keperawatan.evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP.Penilaian dan tidakan yang telah di lakukan pada pasien sejauh mana perkembangan pasien setelah diberikan dan dilakukan asuhan keperawatan sehingga dapat dilihat tujuan dan criteria hasil sudah tercapai atau belum
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus