BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1 Konsep Dasar
1.1.1 Pengertian
Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Depkes RI , 2006 ).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycrobakterium tuberculosis ( Sylvia Anderson, 2006 ).
Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh mycrobakterium tuberculosis dengan gejala yang sangat berfariasi ( Arif Mansjoer, 2000 ).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycrobachterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Kapita Selecta Kedokteran, 2001)
1.1.2 Anatomi dan Fisiologi
Saluran pernapasan terbagi atas 2 yaitu saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Yang termasuk saluran pernapasan bagian atas adalah :
1.1.2.1 Hidung
Hidung merupakan saluran yang pertama, mempunyai dua lubang (cavum nasi) dipisahkan oleh sekat ( septum nasi ). Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir yang kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan faring dan selaput lendir.
1.1.2.2 Tekak ( Faring )
Pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan osofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan makanan.
1.1.2.3 Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
Bagian dari saluran pernapasan bagian bawah :
1.1.2.1 trakea ( batang tenggorok )
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang – tulang rawan yang terbentuk seperti kuku kuda.
1.1.2.2 bronkus ( cabang batang tenggorok )
Terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira – kira vertebra torakalis ke lima . Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari bronkus kiri.
1.1.2.3 Alveoli ( Alveolus )
Pada hakekatnya merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permukaan yang cenderung mencegah pengembangan saat inspirasi dan cenderung kolaps saat ekspirasi. Gelembung-gelembung alveoli terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru ini lebih dari 700 juta buah kiri dan kanan.
1.1.2.4 Paru-paru
Merupakan alat pernapasan utama yang terdiri dari dua bagian yaitu :
- Paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus :
· lobus pulmo dekstra superior
· lobus media
· lobus inferior
- Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus
· lobus superior
· lobus inferior
tiap-tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih kecil yang bernama segmen.
1.1.3 Etiologi
Penyebab Tuberculosis adalah Mycobachterium Tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2000 )
1.1.4 Tanda dan Gejala
Gejala utama TB Paru adalah :
1.1.4.1 Batuk lebih dari 3-4 minggu dengan atau tanpa sputum
1.1.4.2 Malaise
1.1.4.3 Gejala flu
1.1.4.4 Demam derajat rendah
1.1.4.5 Nyeri dada
1.1.4.6 Batuk berdarah
Gejala lain adalah :
· Nafsu makan menurun
· Kegiatan malam tanpa melakukan aktivitas
· Berat badan menurun
1.1.5 Patofisiologi
Sebagian besar basil tuberculosis yang menginfeksi difagosis dengan makrofag yang menyebar sebelum berkembang atau membentuk hipersensitifitas atau imunitas sebagian besar akan bertahan didalam sel-sel darah dan dibawa ke bagian linfe pulmonary melalui sistem limfa. Basil kemudian akan menyebar keseluruh tubuh dengan demikian walaupun infeksi kecil akan menyebar dengan cepat, lokasi infeksi primer bisa atau tidak mengalami proses degenerasi nefrotik, yang menyebabkan rongga diisi oleh masa basil tuberculosis seperti keju, sel-sel darah putih yang mati dan jaringan paru nekrotik pada saat itu material akan mencari dan akan masuk ke batang trakeobraonkial dan dikeluarkan sebagai sputum. Kebanyakan tuberculosis primer sembuh dalam beberapa bulan melalui pembentukan jaringan parut fibrosus dan akhirnya lesi yang mengapur. Lesi ini bisa berisi basil hidup yang dapat aktif kembali setelah beberapa tahun dan dapat menyebabkan infeksi TB post primer atau TB sekunder.
1.1.7 Komplikasi
Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi, komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut :
1.1.7.1 Komplikasi Dini
- Pleuritis
- Efusi Pleura
- Empisema
- Laryngitis
- Menjalar ke organ lain usus
- Poncet’s Arthoropathy
1.1.7.2 Komplikasi lanjut :
- Obstruksi jalan nafas – SPOT (Sindrom Obstruksi Paska Tuberculosis)
- Kerusakan parenkim berat – SPOT /fibrosis paru, kor pulmonal
- Amiloidosis
- Karsinoma paru
- Sindrom gagal nafas dewasa
1.1.8 Pemeriksaan penunjang
1.1.8.1 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah umumnya akan memperlihatkan adanya :
· Anemia, terutama bila penyakit menahan
· Leukosit meningkat
· LED meningkat terutama pada fase akut
· Pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dipastikan.
1.1.8.2 Pemeriksaan radiology
Lokasi lesi TB umumnya didaerah apeks paru ( segmen apical lobus atas atau segmen apical lobus bawah ), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah ( bagian inferior ) atau didaerah hilus menyerupai tumor paru.
1.1.8.3 Tes PAP
Merupakan uji selorogi imunoperoksida memakai alat histogen imunoperoksida staning untuk menentukan adanya IgG + terhadap basil TG.
1.1.8.4 Tes Mantux/ Tuberculin
Sangat penting diagnosis TB pada anak. Hasil positif pada orang dewasa kurang bernilai.
1.1.9 Penatalaksanaan
1.1.9.1 Keperawatan
- Mengobservasi tanda-tanda vital
- Pemberian zat gizi tktp
- Pemberian obat dan pengontrolan minum obat secara teratur
- Menganjurkan pasien jika bersin atau batuk untuk menutup mulut
- Membuang sputum pada tempat yang khusus
1.1.9.2 Medis
OAT harus diberikan dengan kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakteri sida dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah:
- Membuat Konversi sputum bta positif menjadi negatif secepat mungkin melalui kegiatan bakterisida.
- Mencegah kekambuhan pertama setelah pengobatan dengan kegiatan sterilisasi
- Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.
Pengobatan TB dilakukan dalam dua fase yaitu :
- Fase awal intensif
- Fase lanjut
( Depkes RI , 2002 )
1.2 Asuhan Keperawatan Teoritis
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Identitas klien
Terdiri dari identitas klien dan penanggung jawab ( keluarga ) klien tersebut : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, hubungan pasien penanggung jawab dan lain-lain.
1.2.1.2 Riwayat kesehatan klien
Riwayat kesehatan sekarang
- Batuk berdahak atau tidak lebih dari tiga minggu
- Malaise
- Demam ringan
- Keringat malam
- Anoreksia
- Nyeri dada
- Batuk berdahak
Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat batuk lama lebih dari tiga minggu
- Riwayat batuk darah
- Berat badan menurun
- Riwayat merokok dan minum alkohol
- Riwayat pemakai obat terlarang dan seks bebas
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga memiliki penyakit yang sama dengan klien.
1.2.1.3 Pemeriksaan fisik
- TTV : suhu sub febris, TD, HR, RR
- Tingkat kesadaran : CM, Apatis
- KU : lemah, sedang
- Head to toe
· Rambut dan hygiene kepala
· Mata : konjungtifa anemis
· Hidung : nafas cuping hidung
· Mulut dan gigi : mukosa bibir kering
· Dada dan Torak
· Inspeksi : simetris kiri dan kanan, penggunaan otot tambahan dalam bernapas.
· Palpasi : pergerakan dada tidak simetris
· Perkusi : suara redup, pekak, tympani
· Auskultasi : ronkhi, vesikuler melemah
1.2.1.4 Aktifitas sehari-hari
· Eliminasi
· Makan minum
· Aktifitas
· Tidur
1.2.1.5 Data Psikologis
Ansietas dan mengisolasikan diri
1.2.1.6 Data Sosial Ekonomi
Penyakit TBC erat kaitannya dengan gizi yang kurang dan sanitasi yang jelek.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1.2.2.1 Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
1.2.2.2 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli, spasme bronkus
1.2.2.3 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, iritasi lingkungan
1.2.2.4 Resiko tinggi gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan
1.2.2.5 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas
1.2.2.6 Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit berhubungan dengan kurang informasi
1.2.3 Intervensi
No Dx | Tujuan/ KH | Intervensi | Rasional |
1 | Tujuan Jalan nafas efektif KH : Jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki jalan nafas seperti batuk efektif |
|
|
2 | Tujuan : Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi KH : Menunjukkan perbaikan ventilasi TTV dalam batas normal. |
|
|
3 | Tujuan : Nutrisi terpenuhi KH : BB meningkat Menunjukkan perubahan perilaku untuk meningkatkan BB |
|
|
4 | Tujuan: Mempertahankan posisi fungsi optimal, dibuktikan dengan tidak adanya kontraktur KH : Mempertahankan kekuatan dan fungsi tubuh yang sakit Mendemonstrasikan kembali perilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas Mempertahankan integritas kulit kandung kemih dan fungsi usus |
|
|
5 | Tujuan : Tidak terjadi infeksi KH : Menunjukkan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang sehat |
|
|
6 | Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui penyakitnya KH : Melakukan perilaku hidup untuk memperbaiki kesehatan umum dan menurunkan resiko pengaktifan ulang TB Mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi. |
|
|
1.2.4 Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun langkah selanjutnya adalah menetapkan dalam tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan ini dapat di lakukan secara mandiri atau kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah untuk penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tujuan. Jika kriteria yang ditetapkan tidak tercapai maka tugas perawat selanjutnya melakukan pengkajian kembali.
TERIMAKSIH BANYAK TLAH MAU BERBAGI ILMU.....
BalasHapusreplica bags lv Recommended Site f8p03o5f58 replica bags in delhi click this link here now o7e84v4i04 replica gucci replica bags london find more r0w82y6m40 replica louis vuitton replica bags and watches z8m54j8b87
BalasHapus