BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1 Konsep Dasar
1.1.1 Pengertian
Menurut Sowden,et all. 1996 beliau mengemukakan bahwa pengertian Gastroenteritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa di sertai muntah, Sedangkan menurut (FKUI, 1965) Pengertian Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya.
Menurut Whaley & Wong’s ,1995 pengertian Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam ,virus parasit yang pathogen, Sedangkan menurut (Marlenan Mayers, 1995) Pengertian Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi ,alergi atau keracunan zat makanan
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastro enteris adalah peradangan yang terjadi pada lambung yang di sebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen
1.1.2 Anatomi Fisiologi
|
Lambung (gaster)
Lambung terletak didalam rongga perut sebelah kiri atas dibawah diafragma, bentuk dari lambung seperti kantong yang mengembung kearah kiri.
Letak lambung terhadap organ segitar : disebalah kanan lambung terdapat Hepar dan sebelah kiri terdapat Limpa. Sebelah kiri belakang terdapat Ginjal, sebelah bawah terdapat colon travesum serta usus halus, sebelah atas lambung terdapat oesepagus diafrahma.
Pada pertemuan esafagus dan lambung terdapat cincin otot polos yang kuat yang berfungsi sebagai klep disebut spinter cardia, gunanya adalah untuk mencegah agar bolus yang sudah masuk ke lampung tiadak kembali ke esophagus (reflek tidak terjadi). Pada pylorus terdapat cincin otot polos yang tonusnya kuat yang berfungsi sebagai klep yang disebut sebagai spingter pylorus gunanya untuk mencegah agar makanan yang sudah sampai ke duodenum tidak bisa lagi kembali dan juga mengatur pengosongan lambung, (Syaifudin, 1995 : 75-79)
Lambung berfungsi sebagai :
- Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic dan getah bening
- Getah cerna lambung yang dihasilkan
- Popsin fungsinya mencegah putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone)
- Asam garam (HCL) fungsinya mengasamkan makanan antiseptic dan desinfektan serta membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
- Rennin fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu)
- Lapisan lambung, mencegah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi asam lambung
Usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu : Duodenum, Yeyeyum, Ileum. Panjang usus halus itu sama struktur dan fungsinya, diameternya kira-kira 3.8 cm (Syaifudin.1997:75-79)
Usus halus terdiri dari 3 bagian :
- Duodenum
Duedenum disebut jaga usus 12 jari yang panjangnya kira-kira 2.4 cm,
- Yeyeyum
Panjangnya kira-kira 2.3 cm mulai dari ujung Duodenum dari ujung Duodeum sampai ke ilium
- Ileum
Ileum panjangnya kira-kira 4-5 cm, ileum melekat pada dinding abdomen posterior yang perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas yang dikenal sebagai masenterim. Pada ilium terminalis terdapat lempeng kelenjer limfe yang disebut piege piyeri. Pada muara ilium terminalis terdapat kolon pengetur pengosongan usus halus disebut vulvule bauhinia.
Usus halus berfungsi sebagai berikut :
- Menerimah zat-zat yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe
- Menyerap protein dalam bentuk asam amino
- Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida didalam usus halus terdapat kelenjer yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan
- 1. Enterokinase
2. Enzim menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino
- Laktose mengubah laktosa menjadi monosakarida
- Maltosa mengubah maltose menjadi monosakarida
- Sucrose mengubah sukrosa menjadi monosakarida
Usus besar (colon)
- Usus besar lebih kecil dari usus kecil
- Penampung usus besar lebih pendek dari usus halus kecil ± 1.5 cm.
Usus besar dibagi atas :
- Colon asenden
- Colon tranversum, colon desenden
- Colon sigmoid
Pada bagian bawah colon asenden yaitu dibawah muara ilium kebawah dinamakan daecum, pada caedeum ini akan bermuara ke usus buntu dengan panjang ± 7.5 cm
1.1.3 Penyebab
Etiologi gastro enteritis dapat di bagi dalam beberapa hal ,yaitu :
1.1.3.1 Infeksi : Virus, bakteri dan parasit
1.1.3.2 Malobsrbsi : karbohidrat ( intoleransi, laktosa,lemak atau protein)
1.1.3.3 Makanan : makanan basi, terkontainasi, beracun, alergi terhadap makanan
1.1.3.4 Imunodefisiensi
1.1.3.5 Psikologis : rasa takut dan cemas
1.1.4 Tanda dan Gejala
1.1.4.1 Suhu tubuh meningkat
1.1.4.2 Gelisah dan rewel
1.1.4.3 Nafsu makan menurun
1.1.4.4 BAB lebih dari 4 x sehari
1.1.4.5 Tinja encer kadang-kadang bercampur darah dan lendir
1.1.4.6 Kadang – kadang BAB berwarna hijau
1.1.4.7 Mual dan muntah
1.1.4.8 Anus dan daerah sekitar lecet
1.1.4.9 BB menurun
1.1.4.10 Jika masalah ini tidak cepat diatasi maka akan terjadi dehitrasi, yang mana tanda dan gejalahnya yaitu :
- rasa haus yang berlebihan
- mukosa mulut kering
- mata dan ubun –ubun cekung
- suhu meningkat
- turgor kulit jelek
- pernapasan cepat dan dangkal
- nadi lemah dan cepat
- tekanan darah menurun
Akibat dari Gastro enteritis
- Kehilangan air dan elektrolit
- Asidosis metabolic
- Defisiensi gangguan gizi
- Hipoglikemi
- Gangguan sirkulasi darah
1.1.5 Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteritis, Virus Norwalk), bakteri atau toksin (compilokbater, salmonella, Escherihia coli, Yersinia dan lain-lain), parasit (biardia lambia,cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin dimana merusak sel-sel atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penuleran gastroenteritis biasanya melalui fekal oral dari satu penderita ke penderita yang lain, beberapa kasus ditemui penyebaran phatogen di karenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah ganguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic didalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air an elektroit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan sehingga timbulnya diare), selain itu menimbulkan ganguan sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare, gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), ganguan gizi (intake kurang, output berlebihan), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah ( Price, Anderson Sylvia.1997)
WOC
Infeksi (virus, bakteri,parasit) Malabsorbsi karbahidrat makanan yang tercemar
Imuno defisiensi psikologis tercemar
Masuk kedalam saluran pencernaan
Makan/minuman malaerosiliasi tangan yang aktifitas seksual
Yang terkontaminasi terkontaminasi
Sampai di usus halus
Terikat pada mukosa mual muntah merusk dinding
usus halus
MK: Ggn. Pemenuhan keb. Nutrisi
kurang dari keb. Tubuh
tidak merusak mukosa terjadi nekrosis dan ulserasi
Toksin meningkat kadar sekresi Diare bercampur Lendir dan darah Diare meningkat
AMP sekresi aktik anion klorida
MK : Peningkatan suhu tubuh MK : Resiko kekurangan
Volume cairan dan elektrolit
Lecet
MK :- Aktual syok hipolemik Mk : Resiko gangguan
-Gangguan proses Integritas kulit
keluarga
( Price, Anderson sylvia. 1997 )
1.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1.1.6.1 Laboratorium
- Darah : Hb akan menurun pada penderita kronis
- feces : Akan tampak kuman spesipik yang mengakibatkan infeksi
- Urine : Ureum kreatinin akan meningkat
- Pemeriksaan bila demam meningkat akan di curigai infeksi sistemik
- Pemeriksaan analisa gas darah,elektrolit,ureum,kreatinin,dan berat jenis plasma
1.1.6.2 Radiologi
Untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan abdomen
1.1.7 Penatalaksanaan
1.1.7.1 Penatalaksanaan Medis
a) IVFD : cairan RL
a. Dehidrasi ringan
Jam pertama 25-50/ kg BB/hari
Kemidian 125 ml/kg BB/oral
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100/kg BB/ oral
Kemudian 125 ml/kg BB/hari
c. Dehidrasi Berat
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg
- 1 jam pertama : 40ml/ kg BB/jam = 10 tetes/kg BB/menit ( infus set ml = 15 tetes atau 13 tetes/kg BB/menit
- 7 jam berikutnya 12 ml/ kg BB/jam= 3 tetes/ kg BB/ menit
- 16 jam berikutnya 125 ml/ kg BB oralit peroral bila anak mau minum, teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes/ kg BB/ manit atau 3 tetes. Kg BB / menit
b) Pemberian antibiotic,yang mana fungsinya yaitu untuk mencegah infeksi
c) pemberian antipiretik, yang mana fungsinya yaitu untuk menurukan demam seperti parasetamol
d) pemberian roburansia
1.1.7.2 Penatalaksanaan keperawatan
a. anjurkan klien banyak minum
b. monitor tanda –tanda vital
c. monitor tanda-tanda dehitrasi
d. berikan diet lunak
Derajat Dehitrasi Berdasarkan kehilangan BB
Derajat Dehidrasi | Penurunan BB |
- tidak dehidrasi - Dehidrasi Ringan - Dehidrasi Sedang - Dehidrasi Berat | - < 2 ½ kg - 2 ½ - 5 kg - 5 – 10 kg - 10 kg |
(Buku Ajar Diare, 1999)
Penilaian Dehitrasi Menurut WHO :
Penilaian | Tanpa Dehidrasi | Dehidrasi SEdang atau ringan | Dehidrasi berat |
- Keadaan umum - Mata - Air Mata - Mulut dan Lidah - Rasa Haus - Turgor | - sadar/ kompos mentis - Biasa - Ada - Basah - Tidak Haus dan minum Baik - Kembali Cepat | - Gelisah /rewel - Cekung - Kurang - Kering - Haus dan ingin Minum - Lambat | - tidak sadar - Sangat Cekung - Tidak ada - Sangat kering - Mulas dan tidak Bisa Minum - Sangat lambat |
Pencegahan
Gastro enteritis dapat dicegah apabila personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik untuk itu perlu memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
1.2 ASUHAN KEPERAWATAN
1.2.1. Pengkajian
1.2.1.1. Identitas klien
Nama, Umur, jenis kelamin, alamat, agama, tanggal masuk, tanggal pengkajian, Dx Medis, dan penanggung jawab
1.2.1.2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- klien pernah mengalami BAB lebeh dari 4x /hari atau lebih dengan frekwensi encer dapat disertai muntah
- keadaan umum klien sangat lemah
- kadang –kadang disertai dengan demam
- terlihat adanya tanda-tanda dehitrasi :mata cekung,ubun-ubun cekumg, turgor kulit jelek
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
kemungkinan klien pernah mengalami penyakit saluran pencernaan yang bersifat akut/kronis, adanya riwayat penderita gastro enteritis, diare.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
adanya anggota keluarga yang menderita diare dan adanya angggota keluarga yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan seperti OMA
1.2.1.3. Pemerikssaan Fisik
Pemeriksaan fisik di mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
1) Kepala
- Rambut : Biasanya hitam dan tidak mudah dicabut
- Ubun-ubun : Cekung ( pada bayi )
- Telinga : Biasanya struktur telinga kiri dan kanan simetris , tidak ada serumen dan ditemui adanya tanda-tanda peradangan seperti OMA.
- Mata : Air mata bisa berkurang, mata cekung ,kedua mata simetris atau tidak , Sclera tidak icterik dan konjungtiva anemis.
- Hidung : Tidak ada terdapat tanda-tanda peradangan
- Mulut : Mukosa dan lidah kering terdapat tanda-tanda sianosis
- Leher : Biasanya tidak ada kaku kuduk dan kelenjer getah bening tidak membesar
- Thorak : Tipe pernapasan thorak abdominal
- Perut I : Simetris kiri dan kanan
P : Hati tidak teraba,limpa tidak teraba dan tidak nyeri tekan
P : Tympani
A : Bising usus meningkat
- Genitalia : biasanya terlihat kotor dan agak kemerahan
- Anus : biasanya daerah disekitar anus kemerahan
- Kesadaran : biasanya klien sadar penuh sampai penurunan kesadaran
- Nadi : biasanya cepat
- Suhu : biasanya tinggi atau meningkat dari normal
- Pernapasan : frekwensi nafas cepat
- BAK : biasanya meningkat dari normal
- BAB : biasanya BAB klien lebih dari 4 x dengan konsistensi encer
- Keadaan umum : biasanya KU klien lemah
1.2.1.4. Pemeriksaan Penunjang
- HB menurun
- Penurunan jumlah elektrolit
- Penurunan PH darah, jika terjadi asidosis lakukan pemeriksaan tinja
a) Secara makroskopis
- warna kuning dan kadang hijau
- Konsistensi encer atau cair
- Berdarah atau berlendir
b) Secara mikroskopis :adanya leukosit, eritrosit dan telur cacing.
1.2.1.5. Data sosial ekonomi
- keadaan social ekonomi yang rendah,kurang terpeliharanya kesehatan keluarga
- kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek
- kebiasaan yang jelek
1.2.1.6. Data Psikologis
Ibu merasa cemas dan takut diare anaknya tidak mau di hentikan ,ibu melihat anak semakin lesu, lemah dan tidak bersemangat .
1.2.1.7. Aktivitas sehari-hari & eliminasi
- Penurunan kekuatan / BAB terus menurus
- Makan dan minum
- Anorexia ,mual dan muntah
- Penurunan BB
- Pola TIdur
biasanya sering terganggu karna sering BAB
1.2.2. Kemungkinan diagnosa yang muncul
1.2.2.1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d output yang berlebihan
1.2.2.2. Perubahan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh b/d intek yang tidak adekuat
1.2.2.3. Ansietas b/d kurangnya informasi tentang penyakit yang di derita anak
1.2.2.4. Kerusakan integritas kulit b/d efek pengeluaran defikasi yang berlebihan
1.2.2.5. Gangguan rasa nyaman :gelisah b/d peningkatan suhu tubuh
1.2.2.6. Actual syok hipovolemik b/d berkurangnya volume cairan tubuh
( Doengoes, Rencana Asuhan keperawatan, 1999 )
1.2.3. Intervensi
No DX | Diagnosa keperawatan | Tujuan /k.hasil | Intervensi | Rasional |
1 2 3. | Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d out put yang berlebihan Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intek yang tidak adekuat Kecemasan ibu b/d kurangnya informasi tentang penyakit yang di derita | Tujuan : Untuk mempertahankan volume cairan adekuat K.H. - TTV dalam batas normal - Intake out put Seimbang - Tidak terjadi dehitrasi Tujuan : - Gangguan nutrisi dapat diatasi - Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi K.Hasil : - Diit yang disediakan habis,BB seimbang - Nafsu makan kembali normal Tujuan : Cemas teratasi dalam 1x24 jam KH: Orang tua paham dan mengerti tentang penyakit anaknya | 1. Obserfasi tanda-tanda kehilangan cairan dan gejala dehitrasi (turgor kulit,membran mukosa ,ubun-ubun cekung ) 2. monitor tanda-tanda vital 3. .monitor intake dan out put 4. beri klien banyak minum 5. timbang berat badan 6. kolaborasi dalam pemberian cairan dan parenteral kalium dan antibiotik 1. Motivasi keluarga untk memberikan makanan dan minuman 2. Sajikan makanan dalam porsi makanan kecil 3. Kaji kebiasan makan klien 4. Lakukan oral hygiene 5. Timbang BB setiap hari 6. Kaloborasi dengan dokter tentang obat dan ahli gizi untuk nutrisi 1. kaji tingkat pengetahuan ibu tentang diare 2. berikan penkes/ penyuluhan pada ibu 3. jelaskan pada ibu bagaimana cara perawatan diare di rumah 4. lakukan Tanya jawab kepada ibu dan keluarga | R/: mengobservasi Tanda dan gejala dehitrasi Akan dapat mengetahui derajat Dehitrasi R/: dengan memonitor tanda-tanda vital Dapat mengetahui perkembangan Kondisi klien R/: dengan mengontrol intake out put Akan dapat mengetahui pemasukan dan Pengeluran R/: dengan banyak minum diharabkan banyak mengganti cairan tubuh yang hilang R/: dapat diketahui kenaikan dan penurunan BB dan perkembangan klien R/mempercepat penyuluhan dan penurunan resiko komplikasi R/: keluarga mengerti dan mengetahui ttg nutrisi dan makanan yang boleh dimakan serta ikut berpartisipasi dlm pengaturan diit R/: Mengurangi pemenuhan lambung dan rangsangan muntah dapat di hindarkan R/: Memperhatikan dan memberikan makanan yang di sukai klien agar dapat membangkitkan selerah dan nafsu makan R/: Diharapkan meningkatkan selerah makan R/: Untuk mengetahui perkembangan dan penurunan dan kenaikan BB klien R/: Diharapkan dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan komplikasi R/: untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang diare R/: agar ibu atau keluarga mampu memahami tentang diare R/: agar ibu atau keluarga mampu merawatklien dengan baik jika terjadi serangan berulang danmempercepat penyembuhan R/: untuk mengatur seberapa jauh keluarga mengerti tentang penkes yang di berikan |
ass, mohon maaf sebelumnya, boleh saya minta soft copy skripsi tentang ini, jika berkenan, mohon email sandy_ajizah@yahoo.com
BalasHapus